TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan mendorong agar proyek pembangunan Tol Cibitung-Cilincing cepat diselesaikan. Sebab, ruas tol itu merupakan akses sibuk buat para pengemudi.
Baca juga: Integrasi Tarif Tol JORR Dijadwalkan Mulai 29 September
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Kementerian PUPR, Danang Parikesit mengatakan bahwa kondisi untuk Tol Cibitung-Cilincing paling kritis. "Sebenarnya secara progress masih on track terutama Cibitung-Cilincing. Sebenernya dari Jorr 2 yang paling kritis Cibitung-Cilincing," ujar dia pekan lalu.
Sebagaimana diketahui kawasan industri di Bekasi saat ini terfokus di wilayah yang dekat dengan akses jalan tol Jakarta - Cikampek. Jalan tol yang sudah beroperasi sejak 1984 itu menjadi akses tol utama untuk menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Jika jalan tol Cibitung - Cilincing rampung, maka akan menjadi akses alternatif dari kawasan industri di Bekasi menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
Danang menambahkan, meski perlu dikebut pihaknya berharap bahwa progres dan target selesai akan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) sendiri.
Sebelumnya, Direktur Utama Cibitung Tanjung Priok (CTP), kontraktor tol Cibitung-Cilincing, Thorry Hendrarto menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol hingga pertengahan Februari 2019 telah mencapai 50,51 persen. Jalan tol sepanjang 34 kilometer ini dijadwalkan rampung pada akhir 2019.
Ruas JORR 2 yang paling panjang adalah ruas Cibitung-Cilincing yang terdiri atas 4 seksi, yakni Seksi I SS Cibitung-Gabus Indah panjang 13,1 km progresnya 61,7 persen dan Seksi II Gabus Indah-Muara Bakti sepanjang 6 km dengan progress mencapai 60,3 persen.
Menurut Thory, kedua seksi tersebut ditargetkan selesai Juni 2019 dan diupayakan agar bisa digunakan secara fungsional untuk pemudik yang ingin melintasi jalan ini. "Masih diupayakan, saat ini masih mengejar pembebasan lahan," ujar dia.
Di sisi lain, saat ini CTP berupaya membebaskan lahan di seksi 4 (7,1 kilometer) dan diharapkan pada Juni 2019 bisa rampung. Thorry menyebut, pihaknya berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan, mulai dari Kementerian PUPR, Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), dan Kementerian ATR/BPN untuk mempercepat pembebasan lahan. Secara keseluruhan, progres pembebasan lahan kini telah mencapai 76 persen. "Pembebasan lahan masih kurang 23% lagi," Thorry menambahkan.
Jalan tol Cibitung - Cilincing dibangun dengan biaya investasi senilai Rp 10,8 triliun. CTP mendapat pinjaman sebesar Rp7,4 triliun dari sindikasi perbankan untuk membiayai proyek ini. CTP sendiri dimiliki oleh Waskita Toll Road (WTR) dan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan porsi kepemilikan saham masing-masing 55 persen dan 45 persen.
BISNIS